Kaya Subtansi Berkhasiat
Secara generik, ada substansi khas di daun merah itu. Yaitu flavonoid dan alkaloid, senyawa dari golongan fenol. Fungsinya bisa menghambat bakteri patogenik Escherecia coli, Candida albicans, dan secara terbatas bakteri Staphylococcus aureus.
Falavonoid adalah zat fenolik dengan berat molekul yang rendah dan banyak terkandung di jaringan tanaman. Ia merupakan senyawa fenol dan termasuk salah satu metabolit sekunder pada tumbuhan yang berfungsi sebagai antioksidan. Dalam tubuh manusia, falavonoid dapat berperan sebagai agen antioksidan, antialergi, antibakteri, antiviral, antijamur, bahkan antikanker. Antioksidan menjadi andalannya karena menghambat terbentuknya oksigen radikal yang bisa mengusik keserasian proses metabolisme tubuh dan menimbulkan penyakit.
Ada pun senyawa alkoloid adalah kelompok besar senyawa organik alami dalam hampir semua jenis organisme. Alkaloid ini sampai batas tertentu juga diketahui memiliki efek farmakologi sebagai obat antikanker, antiinflalasi, dan antimikroba. Pemberian ekstrak daun sirih terbukti dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus yang biasa menyebabkan radang tenggorokan.

Daun sirih merah juga dapat berlaku sebagai antiseptik herbal karena mengandung minyak esensial, flavonoid, saponin, dan tannin. Di berbagai daerah, banyak ibu menyusui biasa memakai tumbukan daun sirih merah sebagai obat topikal (oles atau kompres) untuk mengatasi mastitis. Pemberian sirih merah sebagai obat oles hanya untuk mengatasi radang akibat iritasi payudara.
Sirih merah juga mengandung senyawa karvakrol yang bersifat disinfektan dan antijamur. Daun sirih merah juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
