Guna dan jenis dari antiseptik maupun disinfektan:
Kegunaan Antiseptik
– Bahan pembersih dalam mencuci tangan
– Membersihkan permukaan kulit sebelum operasi
– Membersihkan permukaan kulit yang terluka
– Mengobati infeksi kulit
– Mengobati infeksi di rongga mulut
Kegunaan disinfektan
– Membersihkan permukaan lantai, meja, dan permukaan lain yang sering disentuh
– Membersihkan kain atau pakaian yang terpapar bakteri dan virus
– Mensterilkan peralatan medis yang bisa digunakan berulang kali
Jenis-jenis antiseptik
– Chlorexidine, biasanya digunakan untuk antiseptik pembersih luka terbuka.
– Antibacterial dye, yang sering digunakan untuk merawat luka jatuh dan luka bakar.
– Peroxide dan permanganate, yaitu bahan yang umumnya digunakan dalam obat kumur yang mengandung antiseptik dan pada luka terbuka.
– Turunan halogenated phenol, yang umumnya digunakan dalam sabun bagi rumah sakit dan prosedur medis, serta cairan pembersih.
– Povidine iodine, sebagai bahan yang biasanya digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan luka yang terkontaminasi, area tubuh yang akan dioperasi, hingga membersihkan area kulit yang masih sehat.
– Alkohol. Alkohol dengan konsentrasi 60%-70% lebih efektif sebagai antiseptik jika dibandingkan dengan yang memiliki konsentrasi 90%-95%.
Jenis-jenis Disinfektan
– Glutaraldehyde 2%
Bahan ini biasanya digunakan sebagai disinfektan alat-alat operasi yang tidak bisa disterilkan menggunakan suhu panas.
– Chloroxylenol 5%
Bahan ini sebenarnya bisa digunakan, baik sebagai antiseptik maupun disinfektan. Biasanya, chloroxylenol dipakai untuk membersihkan alat-alat medis, dengan cara direndam dengan campuran alkohol 70%.
– Chlorine
Chlorine adalah bahan yang sering kita sebut sebagai kaporit. Selain bisa membersihkan air di kolam renang, bahan ini digunakan sebagai bahan disinfektan untuk permukaan barang-barang.
Efek samping penggunaan antiseptik dan disinfektan
Beberapa jenis antiseptik dan disinfektan yang konsentrasinya kuat dan telah dilarutkan, masih dapat menimbulkan luka bakar di kulit dan juga bisa menimbulkan iritasi atau dermatitis kontak.
Jika harus menggunakan antiseptik untuk membersihkan luka, maka harus dibatasi pemakaiannya, yaitu luka ringan serta jangan digunakan pada luka yang dalam atau besar dan di area mata, serta akibat gigitan, bakar parah ataupun benda asing yang menancap.
Beberapa efek samping dari disinfektan glutaraldehyde, menimbulkan
– Mual
– Sakit kepala
– Sumbatan jalan napas
– Asma
– Rinitis
– Iritasi mata
– Dermatitis
– Diskolorasi kulit (perubahan warna kulit)
Kita semua sepakat bahwa dengan takaran yang tepat antiseptik maupun disinfektan memiliki peran penting dalam mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19, serta keduanya dapat dibuat di rumah.
Namun demikian, kita harus bijak dan mampu menganalisa agar tidak mengalami logical fallacy (sesat berfikir) dan bertindak pragmatis (mudah dan instan) yang ujungnya akan membawa bencana lain.
Diambil dari berbagai sumber dan telah terbit di https://tniad.mil.id/heboh-bisa-tangkal-covid-19-ini-beda-antiseptik-disinfektan/
